Iamenyatakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi 3 golongan. 1. Manusia yang mencintai kesenangan. 2. Manusia yang mencintai kegiatan. 3. Manusia yang mencintai kebijaksanaan. Filsafat terbagi kedalam beberapa bidang dan menimbulkan suatu disiplin ilmu yang baru, misalnya, filsafat hukum, filsafat kebudayaan, filsafat agama dan masih banyak yang
TujuanPendidikan menurut imam Al Ghazaly adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan untuk menipu orang-orang bodoh atau bermegah-megahan. Pendidikan Islam menurut Al Ghazaly adalah untuk membentuk Pendidikan Akhlak. Menurut Muhammad Quthub
Tujuanakhir pendidikan Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah membentuk kepribadian Muslim, sedangkan menurut 'Athiyah al-Abrasyi adalah maksud pendidikan dan pengajaran itu bukan hanya untuk memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah(keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci, ikhlas dan jujur.
pengaruhmetode reward and punishment terhadap peningkatan motivasi belajar qur'an- hadits di man kandangan kediri skripsi oleh: umi masruroh 03110036 jurusan pendidikan agama islam longer supports Internet Explorer.
MenurutSahertian (2000 : 1) mengatakan bahwa pendidikan adalah "usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan." Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan.
Abd Basir 303 Tujuan Pendidikan Islam menganjurkan agar umatnya senantiasa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan secara tegas, beliau menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya.15 Itu berarti bahwa semakin bagus kualitas iman seseorang akan semakin baik pula akhlaknya.
Tujuanpembelajaran merupakan suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. 18 Dalam konteks ke-Islam tujuan pendidikan ialah mewujudkan manusia sebagai hamba Allah yang dimaksud dengan hamba yaitu beribadah kepada Allah.
QPP5AV. Pertanyaan Tentang Tujuan Pendidikan Islam Admin mengumpulkan dari berbagi sumber terkait Pertanyaan Tentang Tujuan Pendidikan Islam. Tanya Jawab Ringkas Edisi 117 Majalah Islam Asy Syariah Sumber Gambar Http E Repository Perpus Iainsalatiga Ac Id 3860 1 Skripsi 20pdf Pdf Sumber Gambar Tujuan Pendidikan Islam Studi Sumber Gambar Vzvtxdl1izadim Sumber Gambar Pdf Perbandingan Profil Bertanya Siswa Dengan Menggunakan Model Sumber Gambar Tanya Jawab Tentang Filsafat Pendidikan Islam Dan Upaya Pembaruan Sumber Gambar Berikut informasi sepenuhnya tentang pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam. Admin blog Dalam Tujuan 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam dibawah ini. Tanya Jawab Bersama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Dimana Allah Sumber Gambar Untuk Apa Belajar Itu Tujuan Belajar Menurut Ulama Sumber Gambar Metode Pendidikan Islam Farhansyaddad Weblog Sumber Gambar Filsafat Pendidikan Hakikat Dan Tujuan Pendidikan Islam Pptx Sumber Gambar Hakikat Manusia Menurut Islam Sumber Gambar Ujian Akhir Semester Rekonstruksi Sistem Dan Pemikiran Pendidikan Sumber Gambar Pendidikan Agama Islam Dan Buku Pekerti Luhur Buku Guru Pages Sumber Gambar Doc Daftar Pertanyaan Pendidikan Pancasila Myranda Aprillia Sumber Gambar Https Pdfs Semanticscholar Org Dd0c 6b28c104babf255d82d12fff0073fcc4a670 Pdf Sumber Gambar Soal Dan Jawaban Evaluasi Pembelajaran Sumber Gambar Hakikat Pendidikan Pemikiran Ulang Landasan Filosofis Halaman 1 Sumber Gambar Hakikat Pendidikan Pemikiran Ulang Landasan Filosofis Halaman 1 Sumber Gambar Online Public Access Catalog Perpusnas Ri Sumber Gambar Demikianlah pembahasan yang dapat kami sampaikan mengenai pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam. Terima kasih telah berkunjung ke blog Dalam Tujuan 2019. Postingan populer dari blog ini Berikut Yang Bukan Merupakan Tujuan Dari Promosi Adalah Koleksi admin mengenai Berikut Yang Bukan Merupakan Tujuan Dari Promosi Adalah. Terbaru 4 Strategi Pemasaran Produk 2020 Contohnya Sumber Gambar Heat Press Mart Fulry Home Facebook Sumber Gambar Https Www Studocu Com Id Document Universitas Bina Nusantara Entrepreneurship Lecture Notes Market Research Entrepreneur 1 3637541 View Sumber Gambar Ethiopianlovehi Com Sumber Gambar Marketing Mix Adalah Pengertian Tujuan Konsep Bauran Pemasaran Sumber Gambar Https Www Cybersecurity My Data Content Files 12 1632 Pdf Sumber Gambar Inilah pembahasan lengkap terkait berikut yang bukan merupakan tujuan dari promosi adalah. Admin blog Tujuan Atau Hasil Yang Ingin Dicapai Oleh Wirausaha Sosial Yaitu Jika ada sedang mencari Tujuan Atau Hasil Yang Ingin Dicapai Oleh Wirausaha Sosial Yaitu. Apa Hak Asasi Manusia Untuk Kesehatan Sumber Gambar 8 Wirausaha Sosial Indonesia Masuk 100 Social Venture Challenge Sumber Gambar Aspek Aspek Dalam Berwirausaha Binus University Bandung Sumber Gambar 8 Wirausaha Sosial Ri Masuk 100 Social Venture Challenge Asia Sumber Gambar Https Www Upj Ac Id Userfiles Files 1 20konstruksi 20model Pdf Sumber Gambar Wirausaha Pengertian Ciri Dan Tujuan Jojoblog Sumber Gambar Inilah pembahasan lengkap terkait tujuan atau hasil yang ingin dicapai oleh wirausaha sosial yaitu. Admin blog Dalam Tujuan 2020 juga men Jelaskan Apa Tujuan Dari Pementasan Seni Teater Berikut data lengkap tentang Jelaskan Apa Tujuan Dari Pementasan Seni Teater. Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Unsur unsur dalam pemeranan dapat kalian ketahui melalui pembelajaran teori dan praktik dengan materi berupa teknik pemeranan. Perancangan Pementasan Sumber Gambar Spotlight Sebuah Pertunjukan Teater Sambodo Sondang Medium Sumber Gambar Pengertian Seni Teater Sejarah Ciri Fungsi Jenis Contoh Sumber Gambar Seni Teater Pengertian Sejarah Contoh Gambar Ciri Jenis Sumber Gambar Tujuan Pertunjukan Musik Bagi Siswa Di Sekolah Sumber Gambar Drama Pengertian Jenis Unsur Struktur Tujuan Dan Manfaatnya Sumber Gambar Sebutkan Tujuan Perancang Panggung Yang Membuat Setting Karya Seni Teater Apakah anda sedang mencari informasi Sebutkan Tujuan Perancang Panggung Yang Membuat Setting Karya Seni Teater. Jenis jenis seni teater berdasarkan penyampaiannya jenis jenis teater menurut penyampaiannya dibagi menjadi lima jenis yaitu teater boneka drama musikal teater gerakpantomim teater dramatik dan teaterikalisasi puisi. Perbedaan jenis panggung ini dipengaruhi oleh tempat dan zaman dimana teater itu berada serta gaya pementasan yang dilakukan. Seni Teater Untuk Smp Mts Kelas Vii Viii Dan Ix Seni Teater Sumber Gambar Untitled Sumber Gambar Seni Teater Untuk Smp Mts Kelas Vii Viii Dan Ix Seni Teater Sumber Gambar Smp 7 Seni Teater Sumber Gambar Identifikasi Kiprah Dan Jaringan Teater Di Kalimantan Timur Apa Tujuan Pemain Musik Melakukan Eksplorasi Bunyi Berikut detail informasi tentang Apa Tujuan Pemain Musik Melakukan Eksplorasi Bunyi. Buku Siswa Kelas 10 Seni Budaya Semester 1 Pages 101 150 Text Sumber Gambar Freediving And Snorkeling With Kids In Menjangan Island Bali Sumber Gambar Notula Lintas Media Ruang Suara Objek Bunyi Dewan Sumber Gambar Bab 4 Kelas X Seni Budaya Sumber Gambar Http Digilib Isi Ac Id 1057 21 Jurnal 20 20lageb 20mubatin Pdf Sumber Gambar Iwansuwandy Page 13 Iwansuwandy S Blog Sumber Gambar Itulah yang dapat kami bagikan terkait apa tujuan pemain musik melakukan eksplorasi bunyi. Admin blog Dalam Tujuan 2020 juga mengumpulkan gambar-gambar l
Pertanyaan Banyak orang yang hafal Al-Quran karena ada yang mengajarkan Al-Quran atau belajar fiqih karena ada syekh dan ulama. Akan tetapi, problem yang kami saksikan dan rasakan saat bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat adalah adanya didikan yang buruk atau dengan kata lain pendidikan yang sangat memprihatinkan. Kemana para pendidik dan bagaimana mengatasi hal ini? Bagaimana memasukkan nilai-nilai tarbiyah dalam kurikulum pendidikan yang syar’i? Apa gunanya ilmu tanpa tarbiyah? Yang kami tidak pahami adalah bagaimana manhaj tarbiyah hilang di kalangan para pengajar? Mengapa mereka memilih profesi mengajar? Adapun peran keluarga tak jauh berbeda, kegagalan tarbiyah. Bagaimana kita menjadi pendidik? Apakah tarbiyah merupakan ilmu tersendiri ataukah dia pemahaman dari para pakar? Bagaimana dahulu para salaf, ulama dan penguasa serta para tokoh mendidik anak-anaknya? Teks Jawaban diragukan lagi bagi siapa yang mengamati bahwa telah terjadi pemisahan antara ilmu dan amal, pengetahuan dan tarbiyah, baik dalam pandangan awam atau para ahli. Banyak yang mengira bahwa tarbiyah hanyalah masalah teori terkait dengan kemampuan para orang tua yang dapat mengisi otak anak-anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan disertai kesungguhan untuk menghasilkan sebesar-besarnya karangan-karangan dan tesis-tesis yang berbicara tentang sarana tarbiyah dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Bahkan hingga sampai pada tingkat mencocokkan nash-nash syar’i dengan teori-teori akal tanpa meninjau sisi praktis dalam tarbiyah. Misalnya, sikap mencocokkan ayat berikut إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ سورة غافر 28 “Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hambaNya hanyalah para ulama.” QS. Ghafir 28 Dipahami bahwa siapa saja yang berilmu, baik ilmu-ilmu syari atau ilmu-ilmu sains dianggap sebagai orang yang takut kepada Allah. Padahal ayat tersebut tidak menunjukkan semua orang yang berilmu adalah takut kepada Allah, akan tetapi orang yang takut kepada Allah adalah orang yang berilmu. Syaikhul Islam Ibnu Taimiah berkata dalam kita Majmu Fatawa, 7/539. Allah Taala berfirman, إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ “Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hambaNya hanyalah para ulama.” QS. Ghafir 28 Ayat ini menunjukkan bahwa siapa saja yang takut kepada Allah maka dia adalah orang berilmu, tidak menunjukkan bahwa setiap orang yang berilmu maka dia takut kepada Allah.” Beliau juga berkata di tempat lain, “Maknanya adalah bahwa tidak ada yang takut kepada Allah melainkan dia ulama. Allah mengabarkan bahwa siapa yang takut kepada Allah, maka dia ulama. Sebagaimana dia berfirman dalam ayat lain, أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ سورة الزمر 9 “Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" QS. Az-Zumar 9 Ini merupakan ayat lainnya yang oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiah termasuk di antara ayat-ayat yang dipahami tidak benar termasuk dalam perkara memuji para ulama walaupun terhindar dari amal dan tarbiyah. Hal tersebut karena mereka hanya menyebut akhir ayatnya dan mengabaikan awalnya. Karena firman Allah Taala, قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Adalah penafsiran dari ayat sebelumnya, أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ “Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?” Orang yang mengetahui di sini adalah mereka yang sering beribadah karena Allah dalam keadaan tunduk di waktu malam karena takut dari nerakanya dan berharap surga dan rahmatNya. Adapun yang tidak berilmu adalah mereka yang lalai dari semua itu. Perhatikanlah! Karena itu, Imam Ibnu Qayim menyatakan dalam kitab Miftah Dar As-Saadah’ 1/89 satu kaidah umum dalam masalah ini, “Dahulu kalangan salaf tidak menyebutkan nama fiqih’ kecuali terhadap ilmu yang diiringin amal.’ Inilah hakikat fiqih menurut para ulama salaf kita, ilmu yang diiringin amal. Ketika hakikat ini hilang dalam pemahaman banyak dai dan tenaga pendidik, maka tarbiyah atau pendidikan yang ada hanya fokus pada masalah ilmu pengetahuan semata dengan mengabaikan prilaku, manajemen hati, pengendalian jiwa dan perbaikan akhlak. Mereka mengira bahwa inilah ilmu dan fikih yang dimaksud. Padahal tidak demikian!. Pendidikan untuk menanamkan akhlak dan agama tidak dapat terlaksana kecuali oleh orang-orang robbany, apakah mereka ulama, dai, aktifis atau guru. Orang robbany adalah orang yang dekat kepada Allah Taala, dengan ilmu, amal maupun dengan mengajarkannya. Allah Taala berfirman, وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ سورة آل عمران 79 "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi dia berkata "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” QS. Ali Imran 79 Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata dalam kitab Fathul Qadir, 1/407, “Robbany adalah nisbat sandaran terhadap kata rabb tuhan dengan menambah alif dan nun untuk menunjukkan sangat. Seperti dikatakan kepada orang yang berjenggot lebat lihyani’ atau kepada orang yang lehernya besar ruqbany’. Ada yang berpendapat bahwa robbany adalah orang yang mendidik manusia dengan ilmu-ilmu yang ringan sebelum yang berat, seakan dia ingin mencontoh Tuhan Taala dalam membantu segala perkara. Kesimpulannya, tarbiyah bukan sebatas teori-teori kosong yang jauh dari pengamalan, bukan pula kaidah-kaidah yang jauh dari nilai-nilai keimanan. Akan tetapi tarbiyah ruang lingkupnya adalah; Terwujudnya kekuatan jiwa yang menggabungkan antara ilmu dan kesantunan, antara hikmah dan pemahaman, antara ilmu dan amal serta mengajarkan apa yang telah dipahami. Karena itu, Imam Asy-Syaukani berkata tentang firman Allah Taala, وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ “Disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” Yang membaca dengan tasydid, maka dia harus memahami robbani dengan suatu perangkat tambahan selain ilmu dan mengajarkannya, yaitu bersama dengan itu dia ikhlas dan bijaksana, atau santun, sehingga tampak sebabnya. Yang membaca takhfif tanpa sebab, boleh memahaminya robbany sebagai orang yang berilmu dan mengajarkan manusia. Maka maknanya adalah jadilah orang yang mengajarkan ilmu karena kalian adalah ulama dan sebab kalian telah mempelajari ilmu. Ayat ini merupakan dorongan paling kuat bagi orang yang berilmu untuk beramal dan di antara amalan terbesar atas ilmu adalah mengajarkannya serta ikhlas karena Allah Taala.” Fathul Qadir, Fathul Qadir, 1/407 Dengan demikian menjadi jelas bahwa inti dari tarbiyah rabbany dan pondosinya adalah tarbiyah dengan praktek, bukan sekedar teori simbolis yang sunyi dari hakikat amal. Karena itu, Al-Hafiz Ibnu Rajab berkata dalam risalahnya yang bermutu, “Fadlu ilmi Assalaf Ala Ilmi Al-Kholaf.” Hal. 5, “Banyak orang dari kalangan belakangan terkena fitnah dengan mengira bahwa banyaknya pendapat dan perdebatan mereka dalam masalah agama menunjukkan bahwa mereka lebih mengetahui dibanding yang tidak seperti mereka. Ini merupakan kebodohan yang nyata. Perhatikanlah para sahabat-sahabat besar dan ulama mereka, seperti Abu Bakar, Umar, Ali, Muaz, Ibnu Masud, Zaid bin Tsabit, bagaimanakah mereka? Ucapan mereka lebih sedikit dari ucapan Ibnu Abbas padahal mereka lebih berilmu darinya, demikian pula ucapan para tabiin, ucapan mereka lebih banyak dari ucapan para sahabat padahal para sahabat lebih utama dari mereka, lalu tabiit tabiin lebih banyak perkataannya dari tabiin padahal para tabiin lebih utama dari tabiit tabiin. Ilmu itu bukan pada banyaknya riwayat, tidak juga pada pada banyaknya pendapat, akan tetapi dia adalah cahaya yang terpancar dalam hati yang dengan itu seorang hamba memahami kebenaran dan membedakan antara yang hak dan yang batlil lalu dapat mengungkapkan hal tersebut dengan redaksi yang ringkas namun sampai kepada tujuan.” Inilah bencana besar yang dialami rumah-rumah kaum muslimin dan lembaga-lembaga pendidikan mereka, yaitu hilangnya teladan saleh yang rabbany yang mendidik dengan perbuatan sebelum ucapan dan menghimpun dalam pengajarannya antara pandangan yang benar dengan amal saleh diiringi sikap bijak dan pemahaman yang lurus terhadap agama Allah Taala serta keinginannya terhadap hamba. Ibnu Jauzi rahimahullah berkata, “Ketahuilah bahwa pendidikan seperti benih sedangkan pendidik seperti tanah. Jika buminya buruk, maka sia-sialah benihnya. Jika tanahnya subur, maka benih akan tumbuh berkembang.” Al-Adab Asy-Syar’iyah Ibnu Muflih, 3/580 Beginilah kesalehan orang-orang yang saleh di antara anak-anak para ulama dan orang-orang saleh dan inilah yang jalan kebaikan yang dilakukan oleh para fuqoha dan pendidik. Setelah itu, sebab terputus, hasilnya diserahkan kepada pemilik segala urusan, pencipta perbuatan hamba, penunjuk ke jalan yang lurus. Yang paling mungkin dilakukan oleh para pendidik dan orang tua adalah pendidikan dan pembinaan, adalah kesalehan dan berubahnya hati, tidak ada seorang pun yang mampu mewujudkannya kecuali Allah. Karena itu dikatakan, Adab dari orang tua, kesalehan dari Allah.” Al-Adab Asy-Syar’iyah, Ibnu Muflih, 3/552 Terakhir, cara untuk mewujudkan hal itu ada dalam point singkat berikut; 1- Para dai dan pendidik menyadari sendiri tentang hakikat tarbiyah dan perkara terkait dengannya. 2- Para pendidik memberikan pemahaman kepada seluruh kaum muslimin tentang sarana-sarana tarbiyah Islam. 3- Kerjasama antara para pendidik dengan lembaga-lembaga, tokoh dan pakar di tengah masyarakat untuk mendirikan lembaga pendidikan yang diawasi dan diselenggarakan oleh para pendidik robbany. Wallahua’lam .
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mengutip dari qoidah fiqhiyah yakni "segala perkara mengacu pada tujuannya" dan pendidikanpun pasti mempunyai tujuan. Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh suatu aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia tentu saja memiliki tujuan tertentu. Karena sebuah aktivitas yang tidak memiliki tujuan akan berakhir sia-sia. Menurut Triyo Supriyanto, "Pendidikan apabila dipandang sebagai proses, maka proses tersebut tentu akan berakhir pada tercapainya suatu tujuan yang telah direncanakan. Demikian pula dengan pendidikan, adapun tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam diri manusia yang telah diinginkan".Tujuan pendidikan mestinya harus dipahami terlebih dahulu untuk apa manusia hidup dan di ciptakan oleh Allah ke Bumi ini. Sebab tujuan pendidikan beriringan dengan tujuan hidup manusia di Bumi. Jadi manusia dididik untuk mencapai tujuan hidupnya. Karena itu tujuan pendidikan Islam tidak jauh dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yakni untuk menjadi seorang hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan yang bahagia di dunia serta di akhirat. Dalam konteks sosial-masyarakat, bangsa serta Negara, maka nantinya pribadi yang bertaqwa ini menjadi rahmatan lil'alamin, baik dalam sekala kecil maupun sekala besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang kemudian dapat disebut dengan puncak tujuan pendidikan Islam. Beberapa hal yang merupakan tujuan pendidikan islam dalam beberapa sudut pandang yakni membentuk insan kamil yang muttaqin yang diimplementasikan dalam 3 hal yakni 1 Hubungan baik antara manusia dengan Sang penciptanya 2 Hubungan baik antara manusia dengan sesamanya dan yang ke 3 Hubungan baik antara mansia dengan lingkungannya. Dengan dmikian, melihat seperti apa tujuan yang sudah diuraikan diatas bahwa tujuan pendidikan Islam tiada lain adalah untuk melahirkan insan yang berakhlakul karimah serta senantiasa mengabdikan dirinya kepada Allah swt. Lihat Filsafat Selengkapnya
The curriculum is a program that is planned and implemented to achieve goals. Therefore the implementation of an education requires a concept that functions to be a tool that can always be changed according to the times. This study analyzes the concepts of the curriculum and curriculum of Islamic Education which includes understanding, curriculum components, and characteristics. The method used in this study is the library research method and the results obtained that the curriculum includes a variety of detailed student activity plans in the form of educational materials, suggestions for teaching and learning strategies, program settings to be applied, and things that includes activities aimed at achieving the desired target/goal. Similarly, in the Islamic Education curriculum must pay attention to a number of things including in accordance with human nature, including the interests of Muslims in general, are realistic, comprehensive, and continuity. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Konsep Kurikulum… 34 DOI KONSEP KURIKULUM DAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Yudi Candra Hermawan1, Wikanti Iffah Juliani2, Hendro Widodo3 1,2,3,Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Indonesia email yudican986 hwmpaiuad Abstract The curriculum is a program that is planned and implemented to achieve goals. Therefore the implementation of an education requires a concept that functions to be a tool that can always be changed according to the times. This study analyzes the concepts of the curriculum and curriculum of Islamic Education which includes understanding, curriculum components, and characteristics. The method used in this study is the library research method and the results obtained that the curriculum includes a variety of detailed student activity plans in the form of educational materials, suggestions for teaching and learning strategies, program settings to be applied, and things that includes activities aimed at achieving the desired target / goal. Similarly, in the Islamic Education curriculum must pay attention to a number of things including in accordance with human nature, including the interests of Muslims in general, are realistic, comprehensive and continuity. Keywords Concepts; Curriculum; Islamic Education Abstrak Kurikulum merupakan suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu penyelenggaraan sebuah pendidikan memerlukan sebuah konsep yang berfungsi menjadi alat yang selalu bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman. Penelitian ini menganalisis tentang konsep kurikulum dan kurikulum Pendidikan Islam yang mencakup pengertian, komponen kurikulum, dan karakteristiknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan dan diperoleh hasil bahwa kurikulum mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai target/ tujuan yang diinginkan. Begitu pula dalam kurikulum Pendidikan Islam harus Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 35 memperhatikan beberapa hal diantaranya sesuai dengan fitrah manusia, mencakup kepentingan umat Islam pada umumnya, bersifat realistic, komprehensif dan kontinuitas. Kata Kunci Konsep, Kurikulum, Pendidikan Islam PENDAHULUAN Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi diri serta kepribadiannya melalui proses pembelajaran yang dijalani atau dengan cara lain yang telah dikenal di masyarakat Nurmadiah, 2018; 41. Menurut pandangan Islam sendiri pendidikan sering disebut dalam empat istilah, yaitu at-tarbiyah, at-ta’lim, at-ta’dib dan ar-riyadhah Mahmud, 2014; 1. Pada dasarnya pendidikan memiliki inti yaitu interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk berusaha membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan Syaodih Sukmadinata, 2017 1. Namun, menurut Syahidin 2009; 2 pendidikan tidak hanya merupakan transfer ilmu antara pendidik dengan peserta didik melainkan juga merupakan suatu proses dalam pembentukan karakter peserta didik. Maka dari itu pendidikan bersifat dinamis karena terus mengalami perubahan-perubahan untuk beradaptasi dengan ruang dan waktu serta karakter menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dan global Muhammad Irsad, 2016; 231. Perubahan-perubahan yang dilakukan tentunya dengan tujuan yakni memperbaiki pendidikan itu sendiri dengan cara menambahkan konsep yang bersifat dan mempertahankan kebaikan pada konsep yang lama Muhammad Irsad, 2016; 232. Menurut Muhammad Irsad 2016; 233 jika perubahan merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari maka perubahan itu pun tidak dapat di arahkan hanya kepada sebagian sub pendidikan saja, melainkan mengarah kepada seluruh aspek pendidikan, dalam hal ini tidak terkecuali kepada kurikulum sebagai sebuah kerangka program dalam melaksanakan sebuah proses pendidikan. Kurikulum merupakan unsur penting dalam setiap bentuk dan model pendidikan yang ada dimana pun, tanpa adanya kurikulum sangat sulit bahkan tidak mungkin Konsep Kurikulum… 36 bagi para perencana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang direncananya, memgingat pentingnya peranan kurikulum dalam mensukseskan program belajar mengajar, maka kurikulum perlu dipahami dengan baik oleh semua unsur yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan terutama para pendidik atau guru Silahuddin, 2014 333-334. Selama ini kita mengenal kurikulum sebagai sebuah alat yang menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan saja. Namun, jika kita mengkaji lebih jauh lagi kurikulum memliki sebuah konsep yang sangat kompleks dalam dunia pendidikan. Kurikulum memiliki arti sebagai sesuatu yang hidup dan berlaku dalam jangka waktu tertentu dan perlu perubahan agar sesuai dengan perkembangan zaman Silahuddin, 2014 333Di Indonesia perubahan kurikulum sudah beberapa kali mengalami perubahan. Dalam catatan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum di Indonesia telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947 dengan nama Kurikulum Rencana Pelajaran, 1952 dengan nama Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai, 1964 dengan nama Kurikulum Rencana Pendidikan, 1968, 1975, 1984, 1994, yang masing-masing menggunakan tahun sebagai nama kurikulum, 2004 dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2006 dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan yang terbaru adalah kurikulum 2013 atau yang lebih dikenal dengan sebutan K-13 Muhammad Irsad, 2016; 233. Merujuk berbagai uraian di atas, pembahasan pada makalah ini akan menguraikan konsep kurikulum dan kurikulum pendidikan Islam yang diangkat dari beberapa teori dari para ahli sehingga nantinya pembaca akan mengetahui apa itu kurikulum dan kurikulum pendidikan Islam. PEMBAHASAN 1. Kurikulum a. Pengertian kurikulum Menurut pandangan yang lampau kurikulum memiliki pengertian kumpulan mata pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik Syaodih Sukmadinata, 2017 4. Anggapan tersebut masih Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 37 mengakar dalam benak masyarakat umum yang menjadikan gambaran kurikulum. Kurikulum yang menjadi jantungnya Pendidikan Arifin, 2018 58 tentunya harus dikenal dengan benar oleh masyarakat tentang konsepnya yang sebenarnya. Pandangan lain dari kurikulum menurut al-Shaybani yang dikutip oleh Hasan Langgulung 1985; 145 kurikulum merupakan kumpulan pengalaman pendidikan, kebudayaan, ilmu sosial, olahraga, serta ilmu kesenian yang disediakan oleh lembaga pendidikan untuk peserta didik baik di dalam maupun di luar lembaga pendidikan dengan tujuan mengembangkan secara menyeluruh dalam semua aspek dan merubah tingkah laku sesuai tujuan ini juga menyajikan hasil penelitian. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel, grafik gambar, dan/atau bagan. Bagian pembahasan memaparkan hasil pengolahan data, menginterpretasikan penemuan secara logis, mengaitkan dengan sumber rujukan yang relevan. Kurikulum menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan Pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan Arifin, 2018 59. Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani Huda Rohmadi, 2012 9 yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu Idi, 2007 183. Dalam Bahasa latin curriculum berarti a running, course, or race course kemudian dalam Bahasa Prancis courir yang memiliki arti berlari . Dari beberapa pengertian bahasa latin tersebut kemudian digunakan istilah “courses” atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mendapatkan suatu gelar Nasution, 2003 9 Secara terminologi, pengertian kurikulum telah banyak dikemukakan oleh para ahli Nurmadiah, 2018 43. Diantaranya 1 Menurut Crow kurikulum merupakan sebuah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang telah disusun Konsep Kurikulum… 38 secara sistematik guna menyelesaikan suatu program dalam upaya meraih gelar atau memperoleh ijazah. 2 Menurut Arifin kurikulum merupakan seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional Pendidikan. 3 Menurut Mac Donald 1965; 3 Syaodih Sukmadinata 2017 kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan yang digunakan dalam berlangsungnya proses kegiatan belajar-mengajar. Menurut definisi yang dikemukakan oleh Doll 1974; 22 Syaodih Sukmadinata, 2017 5 kurikulum memiliki pengertian yang luas tidak hanya sekedar memuat pengertian berkaitan dengan proses belajar saja, melainkan memberikan perubahan lingkup yang memuat pengalaman belajar anak di lingkungan. Namun, menurut Mauritz Johnson 1967; 130 Syaodih Sukmadinata, 2017 5 pendapat dari Doll tersebut disanggah dengan alas an bahwa pengalaman hanya akan muncul ketika adanya interaksi peserta didik dengan lingkungannya. Interaksi bukan merupakan kurikulum melainkan pengajaran. Dalam penjelasannya Johnson menegaskan bahwa pengajaran memuat perencanaan isi, kegiatan belajar mengajar, evaluasi. Sedangkan kurikulum hanya berkenaan dengan hasil-hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik. Sesuai dengan perkembangan pendidikan, kurikulum yang awalnya dipandang sebagai kumpulan dari mata pelajaran kemudian berubah makna menjadi kumpulan semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan berada dalam tanggung jawab sekolah, lebih khususnya hasil belajar yang diharapkan Nurmadiah, 2018 44 Dari beberapa definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian kurikulum tidak hanya sebatas bidang studi yang termuat didalamnya maupun kegiatan belajarnya saja, tetapi mencakup segala Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 39 sesuatu yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai dengan tujuan Pendidikan yang akan dicapai sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. b. Komponen Kurikulum Mengingat kembali fungsi kurikulum dalam proses pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tentu hal ini berarti sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang saling berkaitan satu sama lain, berinteraksi dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum suatu sekolah mengandung tiga komponen yaitu tujuan, isi, dan strategi. Terdapat dua jenis tujuan yang terkandung di dalam kurikulum satuan pendidikan atau sekolah sebagai berikut 1 Tujuan kurikulum a Tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memiliki sejumlah tujuan yang ingin dicapainya yang telah dirancang dalam bentuk pengetahuan, keterampilan serta sikap. b Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi Setiap bidang studi dalam kurikulum suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan inipun digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mempelajari suatu bidang studi pada sekolah tertentu Ali, 1992 52. 2 Isi kurikulum Isi dari kurikulum adalah berupa materi pembelajaran yang diprogramkan dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 3 Media sarana dan prasarana Media dalam kurikulum menjadi sarana pembelajaran bertujuan untuk menjabarkan kurikulum agar lebih mudah dipahami peserta didik. Konsep Kurikulum… 40 4 Strategi Strategi pada kurikulum merujuk pada pendekatan dan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran serta teknik mengajar yang digunakan M. Ahmad, 1998 106. 5 Proses pembelajaran Komponen ini sangat penting, sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan terjadi perubahan tingkah pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. 6 Evaluasi Dengan evaluasi ini maka akan diketahui seberapa jauh tujuan yang termuat pada kurikulum dicapai. Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu a Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan. b Pengetahuan knowledge, informasi-informasi, data-data,aktivitas, dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu. c Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guruguru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum. d Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut Nurmadiah, 2018 44-45. 2. Kurikulum Pendidikan Islam a. Pengertian kurikulum pendidikan Islam Pada awalnya integrasi antara dua sistem ilmu yaitu ilmu agama dan ilmu umum dianggap menambah persoalan dunia pendidikan Islam jadi rumit Abd. Gafar, 2006 38 yang menjadikan dikotomi pada pendidikan Islam Rahmat, 2011 141. Penggabungan tersebut melahirkan sistem kurikulum pada dunia pendidikan Islam. Kurikulum dari waktu ke Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 41 waktu senantiasa mengalami perkembangan yaitu dari pengertian yang sederhana sempit dan tradisional hingga pengertian yang lebih luas, canggih, dan modern. Dilihat dari segi rumusnya, kurikulum Pendidikan Islam bias dikatakan tergolong sederhana atau tradisional, karena yang dibicarakan hanya masalah ilmu pengetahuan atau ajaran yang akan diberikan. Namun dilihat dari segi ilmu yang akan diajarkan dapat dikatakan sangat luas, mendalam dan modern, karena bukan hanya mencakup ilmu agama saja, melainkan juga ilmu yang terkait dengan perkembangan intelektual, keterampilan, emosional, social, dan lain sebagainya Nata, 2016 112. Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata manhaj yang memiliki arti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik dan peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap Omar, 1984; 478 Subhi, 2016 120. Imam Al-Ghazali tidak disebutkan secara langsung apa yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan Islam itu sendiri, tetapi secara maksud Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa kurikulum itu didasarkan kepada dua kecenderungan yaitu kecenderungan agama dan tasawuf yang dimana ilmu-ilmu agama itu di atas segalanya sebagai alat menyucikan diri dari pengaruh kehidupan di dunia. Kemudian kecenderungan pragmatis yang berarti ilmu memiliki manfaat bagi manusia baik di dunia dan akhirat. Maka dari itu, kurikulum yang disusun harus berisi ilmu yang memberikan manfaat yang dapat dipahami, dan disampaikan secara berurutan Nisrokha, 2017 161. Kurikulum Pendidikan Islam mempunyai fungsi yang berbeda dan lebih khusus yaitu sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan baik dan mendorong mereka untuk membuka dan mengembangkan kesediaan-kesediaan, bakat-bakat, kekuatan-kekuatan , dan keterampilan mereka yang bermacam-macam dan menyiapkan mereka dengan baik untuk melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan kata lain orientasi kurikulum Pendidikan Islam tidak hanya diarahkan Konsep Kurikulum… 42 untuk mencapai kebahagiaan di dunia saja, juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat, tidak hanya mengembangkan segi-segi wawasan intelektual dan keterampilan jasmani, melainkan juga pencerahan keimanan, spiritual, moral, dan akhlak mulia secara seimbang Nata, 2016 113. b. Karakteristik kurikulum pendidikan Islam Adurrahman An-Nahlawi 1979; 177 Budiyanto, 2013 122-125 menjelaskan bahwa karakteristik kurikulum pendidikan Islam antara lain 1 Kurikulum harus sesuai dengan fitrah manusia. Karena memang salah satu fungsi pendidikan adalah untuk menyelamatkan fitrah agar fitrah anak tetap “salimah”. 2 Kurikulum yang disusun hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan Islam yaitu terwujudnya manusia berkepribadian muslim. 3 Pentahapan serta pengkhususan kurikulum harus memperhatikan periodisasi perkembangan peserta didik dengan ciri khasnya masing-masing seperti berdasar usia, lingkungan, kebutuhan, jenis kelamin, dan sebagainya. 4 Penyusunan kurikulum disamping harus memperhatikan kebutuhan individu juga harus mempertimbangkan kebutuhan umat Islam secara kolektif atau keseluruhan. Intinya kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan ilmu-ilmu yang bersifat wajib. 5 Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan dan harus mengarah pada pola hidup yang Islami. 6 Kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang sealistik artinya dapat melaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi serta batas kemungkinan yang terdapat pada lingkungan yang melaksanakan. Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Maret 2020 43 7 Kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang komprehensif yang artinya mencakup seluruh aspek pengembangan jasmani, akal dan rohani. 8 Kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang dibangun di atas prinsip kontinuitas yang memiliki arti bahwa masing-masing bagian kurikulum itu saling berkesinambungan baik secara vertical maupun horizontal. PENUTUP Kurikulum adalah suatu kegiatan pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan halhal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan kurikulum Pendidikan Islam adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, serta cara pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Ia merupakan sekumpulan studi keislaman yang meliputi al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Tarikh, dan Kebudayaan Islam. Dalam kurikulum Pendidikan Islam harus memperhatikan beberapa hal diantaranya sesuai dengan fitrah manusia, mencakup kepentingan umat Islam pada umumnya, bersifat realistic, komprehensif dan kontinuitas. DAFTAR PUSTAKA Abd. Gafar, Irpan. 2006. “Kurikulum Dan Materi Pendidikan Islam.” Hunafa 3 1. Ali, Muhammad. 1992. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung Sinar Baru. Arifin, Zainal. 2018. Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Teori Dan Praktik. Yogyakarta UIN Press. Budiyanto, Mangun. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta Penerbit Konsep Kurikulum… 44 Ombak. Huda Rohmadi, Syamsul. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Yogyakarta Araska. Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Yogyakarta Ar-Ruzz Media. M. Ahmad. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung Pustaka Setia. Nasution, S. 2003. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta Bumi Aksara. Nata, Abudin. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta Prenada Media. Nisrokha. 2017. “KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Studi Komparatif Pemikiran Al-Ghozali Dan Ibnu Miskawaih.” Jurnal Madaniyah 1 154–73. Nurmadiah, Nurmadiah. 2018. “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.” Al-Afkar Jurnal Keislaman & Peradaban 2 2. Rahmat. 2011. “Pendidikan Islam, Ilmu, Ontologi, Epistimologi, Dan Aksiologi.” Sulesana 6 2 136–48. Silahuddin. 2014. “KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Antara Harapan Dan Kenyataan.” Jurnal Mudarrisuna 4 331–55. Subhi, Tb. Asep. 2016. “KONSEP DASAR, KOMPONEN DAN FILOSOFI KURIKULUM PAI Oleh Tb. Asep Subhi Abstrak.” Qathruna 3 1 117–34. Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosdakarya. Syaodih Sukmadinata, Nana. 2017. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Bandung Remaja Rosdakarya. ... Dalam bahasa latin kurikulum berarti lari, kursus atau pacuan kuda, dalam bahasa prancis berarti courir yang berarti lari. Berdasarkan pengertian di atas, kita berbicara tentang program studi atau mata pelajaran yang harus tersedia untuk memperoleh gelar Hermawan et al., 2020. Dengan kata lain, kurikulum merupakan landasan atau titik tolak pendidikan agar pendidikan dapat terarah dan sesuai dengan harapan pendidik dan lembaga pendidikan. ...... Urutan bahan menggambarkan urutan perilaku yang pertama kali harus dikuasai siswa, berturutturut sampai perilaku terakhir. Hermawan et al., 2020. Sementara itu, dalam bukunya Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum PAI, Sukma Dinata mengutip berbagai sumber tentang pengembangan kurikulum, antara lain 1 Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, dengan isi kurikulum disesuaikan untuk mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dan pekerjaan orang dewasa. ...Oktia Anisa PutriIfnaldi NurmalThis study aimed to learn how the implementation of religious moderation in the development of the PAI curriculum. Researchers used the Library Research research method with historical analysis research types and data collection techniques taken from various literature that discussed the theme in question to find out this. The data that has been collected is then analyzed using content analysis techniques. The study results reveal that the inculcation of moderation values in education is so important in managing world civilization in the field of education. With a high sense of tolerance, will not blame differences. However, this does not mean that moderate Islamic teachings are wishy-washy. Still, these teachings will filter out existing disputes and unite the differences that divide the archipelago, nation and religion. Religious moderation in schools can be done through the Hidden Curriculum. The process of acculturation through the habit of internalization and institutionalization. The PAI curriculum now also uses the independent learning curriculum where the aim of the Free Learning curriculum is the policy of the Minister of Education and Culture to encourage students to master useful knowledge. and provide opportunities for students to be free but still express learning within existing limits and criticisms, without having to fade away as noble ideals and also morals for educators. The factors that influence religious moderation in schools include internal and external factors.... Therefore, implementing an education requires a concept that functions as a tool that can permanently be changed according to the times. Hermawan et al., 2020 The success of national education goals cannot be separated from the role of the curriculum proclaimed by the government. During each leadership period, the government tries to find the best formulation for developing the national curriculum in order to be able to achieve educational goals following the needs of the world of education at that time. ...Karimatus SaidahIlmawati Fahmi ImronThe operational curriculum of Sekolah Penggerak program is part of the Sekolah Penggerak program that the Ministry of Education and Culture has launched. In this curriculum, there are changes in the curriculum structure that impact the preparation of learning plans and the implementation of learning activities in the classroom. Thus, this study aims to determine the perspective of teachers and school principals on the functional curriculum of the Sekolah Penggerak Program, the form of learning planning prepared by the teacher, and the implementation of learning activities in the classroom. The research method used is a qualitative method with data analysis techniques by Miles and Huberman. The results showed that teachers and principals welcomed the operational curriculum of the Sekolah Penggerak Program because it opened up creative space for teachers and schools to develop curriculum according to school needs. Meanwhile, there are formats and terms with the 2013 curriculum in preparing learning plans. Learning activities are carried out separately between subjects in the practical aspect of learning. There is no visible learning innovation because learning activities are limited, so the teacher focuses on strengthening the material.... In detail, the structure of local religious content subjects at MA NU Miftahul Falah Kudus can be seen in the following table It is in line with the theory presented by R. Masykur, suggesting that a curriculum is several experiences planned, directed, and implemented by the school or teacher Masykur, 2019. Meanwhile, Hermawan et al. argued that the curriculum is everything related to the realization of the personal character of students following the goals of education so that it influences the quality of education itself Hermawan, Juliani, & Widodo, 2020. ...Kata KunciInternalisasi ; NilaiModerasi BeragamaWifda Untsa NailufazReligious moderation is an important comprehension among the spread of extreme religious thoughts and practices. In this case, Islamic education institutions have a major role as the spearhead in internalizing religious moderation values, including Madrasah Aliyah MA NU Miftahul Falah Kudus, Central Java. This study aims to reveal the characteristics of the local religious content curriculum focusing on religious moderation, the process of internalizing the religious moderation values, and the model of religious moderation education based on the local religious content curriculum. In its implementation, this research used a qualitative approach with data collection techniques in the form of interviews, observations, documentation, and a literature review. Sources of data were obtained from the head of the madrasa, deputy head of curriculum, teachers of local religious content, and students. The results of this study revealed that first, the characteristics of the local religious content curriculum at MA NU Miftahul Falah Kudus were more of Islamic boarding school-based curriculum, in which the yellow books Kitab Kuning written by classical scholars have been used as teaching material. Second, the process of internalizing the religious moderation values was taught through local religious content subjects, starting with the socialization and equalization of perceptions about religious moderation to supporting teachers, which was then internalized in all local religious content subjects, with the main emphasis on Aswaja, Ushul Fiqh, qawaidul fiqhiyyah, and religious NU subjects using a problem-based learning model combined with the sorogan and bandongan methods. The three models of religious moderation education were emphasized through Islamic boarding school-based subjects by adopting formal education using a problem-based learning model and Islamic boarding school education using the multi-strategy model in its delivery. As a formal educational institution based on an Islamic boarding school with teaching materials from the Salaf book, this madrasa is present as a formal educational model institution focusing on mainstreaming Islamic wasathiyah insight. Abstrak Moderasi beragama menjadi suatu pemahaman penting ditengah merebaknya pemikiran dan praktik beragama yang ekstrem. Lembaga Pendidikan Islam memiliki peran besar sebagai ujung tombak dalam proses internalisasi nilai nilai moderasi beragama termasuk Madrasah Aliyah NU Miftahul Falah Kudus Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengungkapkan karakteristik kurikulum muatan local keagamaan yang focus pada moderasi beragama, proses Internalisasi nilai moderasi beragama, dan Model pendidikan moderasi beragama berbasis kurikulum muatan lokal keagamaan. Dalam pelaksanaanya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi serta telaah pustaka. Sumber data diperoleh dari kepala madrasah, waka kurikulum, guru pengampu muatan lokal keagamaan, dan peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan Pertama, karakteristik Kurikulum muatan lokal keagamaan di MA NU Miftahul Falah Kudus lebih bercorak kurikulum berbasis pesantren dimana kitab kuning karya ulama klasik dijadikan sebagai bahan ajar. Kedua, Proses Internalisasi nilai moderasi beragama diajarkan melalui matapelajaran muatan lokal keagamaan dengan diawali sosialisasi dan penyamaan persepsi tentang konsep moderasi beragama kepada guru pengampu yang selanjutnya diinternalisasikan pada seluruh matapelajaran muatan local keagamaan, penekanan yang paling utama pada matapelajaran Aswaja, ushul fiqih, qawaidul fiqhiyyah,dan ke-NU-an dengan model pembelajaran berbasis problem based learning berpadu dengan metode sorogan dan bandongan. Ketiga model pendidikan moderasi beragama ditekankan melalui matapelajaran berbasis pesantren dengan mengadopsi model pendidikan formal problem-based learning dan model pendidikan pesantren dengan menggunakan mult-istrategi dalam penyampaianya. Sebagai lembaga pendidikan formal berbasis pesantren dengan bahan ajar kitab salaf, madrasah ini hadir menjadi model lembaga pendidikan formal yang focus terhadap pengarusutamaan wawasan Islam SyakurHishomudin AhmadRateb AshourThis research aims to determine the Arabic curriculum model at the Markaz Arabiyah Center Foundation, Pare, Kediri. In this study, researchers used a qualitative research approach with field research methods. The subjects of this study are all lecturers and students in this institution, where researchers present data obtained from observations and interviews described by data sources. This research data is from educational institutions, community environments, and community organizations. The qualitative research approach aims to understand the meaning of conditions and situations in people's social interactions. Researchers must be directly involved to understand these conditions and phenomena. Data from this study cannot be obtained by just one field entry but must be broad in observing events that occur in the field. The data collection methods in this study were interviews, observation, and documentation. While data analysis is carried out using the analysis theory proposed by Miles and Huberman, starting with data reduction, then data presentation, and finally, concluding. The result of this study is that there are at least four curriculum modules in this institution. First, The grammar curriculum, which is the Arabic learning curriculum, is classified according to grammar subjects. Second, the Situational approach to Arabic is taught according to the student's situation. Third, the Functional approach is learning according to a general function before teaching others. Fourth, Multidimensional approach, namely teaching Arabic in terms of linguistics, communication, and cultural aspects. All modules of this curriculum are integrated into the Arabia Center AnwarEndin MujahidinSyamsul Rizal MzPerencanaan kurikulum merupakan bagian yang menentukan baik tidaknya lembaga pendidikan yang akan mendemonstrasikan penerapan kurikulum ini dalam proses pembelajaran, yang tujuan akhirnya adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan perlu memiliki rencana pengembangan kurikulum yang sangat matang untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Kurikulum Pendidikan Islam adalah pengalaman belajar. Semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung di lembaga pendidikan merupakan bagian dari kurikulum, baik di luar maupun di dalam kelas. Sekolah adalah miniatur masyarakat. Jika sekolahnya baik, maka masyarakat juga demikian. Dalam mengembangkan kurikulum, semua pihak yang terlibat dalam penyusunan perencanaan kurikulum perlu bekerja sama dengan baik. Merencanakan kurikulum memerlukan persiapan dan strategi yang matang karena itu perlu mempertimbangkan berbagai aspek keunikan kurikulum yang dapat menjadi pembeda dengan sekolah lain. SMK Muhammadiyah Kota Bogor menerapkan dua model kurikulum, yaitu “Kurikulum Pendidikan Al-islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab ISMUBA Holistik- Integratif Berpola Kurikulum Merdeka”. Kedua model tersebut digabungkan atau diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sehingga sesuai dengan harapan, komponen pedagogik harus bekerja sama dalam bentuk perencanaan yang matang dan kesiapan penuh untuk Ilham RosyadiUsmanKemampuan memahami konsep dasar kurikulum pendidikan Islam adalah prasyarat bagi guru sebelum ia memulai kegiatan pendidikan. Artikel ini bertujuan untuk menelaah konsep dasar kurikulum pendidikan Islam melalui kajian teoritis filosofis. Penelitian ini berjenis penelitian pustaka yang dilakukan melalui pengumpulan data literatur yang sesuai dengan fokus kajian. Data yang diperleh kemudian dianalisis menggunakan model analisis interaktif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan Islam merupakan sebuah rancangan belajar yang disusun secara sistematis, integratif, komprehensif dan berpondasi pada nilai dan ajaran agama Islam. Karakteristik yang tercerminkan dari kurikulum tersebut mengutamakan tujuan Islam, berorientasi tauhidik, memenuhi kebutuhan peserta didik dalam berbagai aspek, menyediakan materi pengetahuan yang realistis, dan menghindarkan dari pemikiran peserta didik yang dikotomis. Dalam proses penyusunannya harus berprinsip pada tujuh prinsip pokok diantaranya integral, universal, keseimbangan keterkaitan, fleksibilitas, individualisasi dan sinkronisasi. Selanjutnya, dalam perjalanannya kurikulum pendidikan Islam harus berorientasi pada pelestarian nilai, peserta didik, sosial demand, penciptaan tenaga kerja dan penciptaan lapangan AeniThis article discusses one of the goals of education, namely to educate people. The first step that must be taken before dismantling the oddity of education in Indonesia is to know in advance about the nature of human beings themselves. Many people think that humans have three elements, namely physical elements, intellectual elements, and spiritual elements. There is a part of humans called the heart which is the heart of human control. Based on this, this article will discuss the relationship between the heart and education. This article uses qualitative research methods and the conclusion of this type of research method is in the form of words based on a study of a concept of thought of a character or phenomenon that occurs and is synergized with a theory. This literature research is focused on exploring tarbiyah messages in the verses of the Qur'an, related to the theme of Qolbun Bayu AndryansahThe world of education is one of the means to support the continuity of an individual's learning process. The availability of textbooks is a means that can support the teaching and learning process in schools. Therefore, textbooks become a reference in teaching various concepts and theories related to the subjects being studied. The purpose of this study is to examine the suitability of the content and presentation of the material to the applicable KD, as well as to see or find the comparison of the K-13 textbooks with the KTSP. The method used in this research is descriptive qualitative with analyzed content as well as conducting a study of books and reference sources as well as conducting observations to collect supporting data. The instrument used in data collection was a textbook assessment sheet and the data were analyzed using a textbook feasibility scale. The results of this study were obtained which were and respectively with the predicate very feasible/appropriate in terms of content relevance, then and with the predicate very feasible/appropriate in terms of feasibility and/or the suitability of presenting science textbooks, both the K-13 and KTSP in the inheritance of grade IX grades for SMP and MTs to KD Basic Competence so that they can be used as a source of reference for student learning at the education unit level. Muhammad Cholid AbdurrohmanAbstrak Kurikulum dalam pendidikan Islam adalah pengalaman belajar. Segala kegiatan pembelajaran yang terjadi di lembaga pendidikan adalah bagian dari kurikulumm baik itu kegiatan di luar ataupun di dalam kelas. Sekolah adalah miniatur masyarakat. Bila sekolah baik maka masyarakat juga demikian. Proses perencanaan adalah usaha untuk menyiapkan masa yang akan datang melalui keputusan keputusan yang diambil pada masa kini. Perencanaan dalam pendidikan adalah keputusan yang dibuat tentang tujuan belajar beserta strategi dan metode yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut serta telaah tentang efektivitas dan makna dari metode dan strategi tersebut. Kurikulum mengandung empat komponen inti yaitu tujuan, isi, metode, dan evaluasi. Perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya terletak orientasinya yang menuju pada kehidupan setelah kematian. Perencanaan kurikulum pendidikan Islam harus berasaskan nilai nilai ketuhanan dan berlandaskan pada sumber sumber Islam itu sendiri, karena pendidikan Islami adalah bagian dari misi Islam yang rahmatan lil alamin. Dalil dalil dari Al Qur’an dan Hadits adalah ruh dan hikmah dalam perencanaan kurikulum pendidikan Islam. Perencanaan kurikulum yang baik akan menjadikan output pendidikan Islam sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicanangkan. Abstract The curriculum in Islamic education is a learning experience. All learning activities in educational institutions are part of the curriculum, both outside and inside the classroom. Schools are small communities. If the school is good, then the community is too. The planning process attempts to prepare for the future through decisions made in the present. Planning in education is a decision made about learning objectives and the strategies and methods needed to achieve these goals and a study of the effectiveness and meaning of these methods and techniques. The curriculum contains four core components objectives, content, processes, and evaluation. The difference between Islamic education and other education lies in its orientation towards life after death. Islamic education curriculum planning must be based on religious values and Islamic sources because Islamic education is part of the Islamic mission that is rahmatan lil 'alamin mercy to the world. The arguments from the Qur'an and Hadith are the spirit and wisdom in planning Islamic education curriculum. Good curriculum planning will make the output of Islamic education following the educational goals that have been NurmadiahKurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Tujuan pendidikan disuatu bangsa atau negara ditentukan oleh falsafah dan pandangan hidup bangsa atau negara tersebut. Berbedanya falsafah dan pandangan hidup suatu bangsa atau negara menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut dan sekaligus akan berpengaruh pula terhadap negara tersebut. Begitu pula perubahan politik pemerintahan suatu negara mempengaruhi pula bidang pendidikan, yang sering membawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terjadi. Kurikulum PAI memiliki kedudukan sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Dalam kenyataannya, guru PAI sebagai pelaksana kurikulum masih belum memahami hakikat kurikulum. Masih banyak pendidik PAI yang menyusun silabus dan RPP sebagai bagian dari kurikulum hanya untuk administrasi. Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, metode, teknik, media pengajaran dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk itu dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan oleh tujuan yang realistis, dapat diterima oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya. Komponen kurikulum dalam pendidikan sangat berarti karena merupakan operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahwa tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum Kurikulum Pendidikan IslamHuda RohmadiSyamsulHuda Rohmadi, Syamsul. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Yogyakarta Kurikulum Teori Dan Praktik. Yogyakarta Ar-Ruzz MediaAbdullah IdiIdi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Yogyakarta Ar-Ruzz Kurikulum. Bandung Pustaka SetiaM AhmadM. Ahmad. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung Pustaka NataNata, Abudin. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta Prenada 2017. "KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Studi Komparatif Pemikiran Al-Ghozali Dan Ibnu Miskawaih." Jurnal Madaniyah 1 DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Antara Harapan Dan KenyataanSilahuddinSilahuddin. 2014. "KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Antara Harapan Dan Kenyataan." Jurnal Mudarrisuna 4 331-55. SubhiAsepKomponen Dan Filosofi Kurikulum Pai Konsep DasarOlehSubhi, Tb. Asep. 2016. "KONSEP DASAR, KOMPONEN DAN FILOSOFI KURIKULUM PAI Oleh Tb. Asep Subhi Abstrak." Qathruna 3 1 Dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja RosdakaryaMuhibbin SyahSyah, Muhibbin. 2009. Psikologi Dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Kurikulum Teori Dan PraktikNana Syaodih SukmadinataSyaodih Sukmadinata, Nana. 2017. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Bandung Remaja Rosdakarya.
Berikut ini adalah kumpulan Tanya-Jawab program diskusi WhatsApp Group Muslimah News ID Bertema “Menyoal Arah Pendidikan Indonesia” yang dipandu oleh Ustazah Noor Afeefa. Nadiem Terpilih, Ada Apakah? 1. Pertanyaan dari Tanti-Tegal Padahal mereka sudah mengetahui bahwa Nadiem tidak memiliki basic’ tentang pendidikan, bahkan dikatakan bahwa Nadiem akan belajar tentang pendidikan dari nol. Namun mengapa mereka memilih Nadiem sebagai Mendikbud? Apakah ada tujuan tertentu dari terpilihnya Nadiem sebagai Mendikbud? 2. Pertanyaan dari Rahmah-Tanjung Morawa Saat ini, kondisi negeri kita semakin meresahkan. Dengan diangkatnya para Menteri yang tidak tepat di bidangnya, meskipun edisi kabinet sebelumnya juga bukanlah orang-orang yang mampu mengurai masalah di negeri ini. Menurut Ustazah, apakah ada kemungkinan ke depannya pendidikan akan diarahkan kepada deradikalisasi? Mungkin link and match’ pula dengan Kemenag. Lalu, akan dibawa ke mana pula negeri ini? Jazakumullah khayr atas tanggapannya. 3. Pertanyaan dari Hikmah-Pasuruan Apa hubungan terpilihnya Nadiem dengan suksesi RI Jawaban dari Ustazah Noor Afeefa Kebijakan sebuah negara dalam hal ini penyusunan kabinet tidak pernah lepas dari konsep politik yang diadopsi. Sistem politik di Indonesia–meski mengemban demokrasi–hakikatnya memberikan kedaulatan dan kekuasaan bagi segelintir pihak, yaitu penguasa dan kroninya terutama pengusaha. Penguasa harus memastikan semua kebijakannya memuluskan jalan bagi terwujudnya kepentingan mereka. Karena itu dipilihnya Menteri Nadiem pastilah untuk kepentingan itu. Kesesuaian bidang bisa dicari-cari. Kepiawaian Nadiem dalam dunia teknologi informasi dan latar belakang bisnisnya dianggap nyambung dengan dunia pendidikan. Sebab, dianggap bisa memetakan SDM ke depan. Dipilihnya Nadiem dipastikan menjadi jalan lapang untuk memuluskan agenda liberalisasi bagi proyek-proyek ekonomi mereka. Sebab, pangsa pasar dunia pendidikan di Indonesia cukup tinggi baik sekolah, guru, dan siswa. Bahkan Indonesia menjadi negara keempat terbesar di dunia. Ini tentu tak bisa dilewatkan begitu saja. Bisa jadi, hadirnya Nadiem juga untuk menjadi contoh profil SDM yang pluralis tapi berhasil’. Sebagaimana diketahui istri Nadiem beragama Katholik. Maka generasi milenial diharapkan bisa bersikap toleran. Ini sejalan dengan misi deradikalisasi yang dicanangkan Presiden. Sementara, deradikalisasi juga merupakan misi untuk memuluskan agenda liberalisasi proyek ekonomi mereka. Sebab, yang paling lantang menentang proyek mereka adalah yang selama ini dicap radikal. Kehadiran Menteri yang juga pebisnis sukses dengan kepiawaian dibidang teknologi informasi ini juga akan memuluskan agenda Revolusi Industri Sebagaimana diketahui RI yang digagas Barat sejatinya adalah penjajahan gaya baru berkedok kemajuan teknologi. Indonesia menjadi salah satu pangsa pasar terbesar jualan teknologi tersebut. Bukan sebagai konsumen saja. Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk mencetak tenaga terdidik yang akan memenuhi pasar tenaga kerja bagi jualan teknologi yang mereka buat. Karenanya, pendidikan mengarah kepada link and match dengan dunia usaha dan industri. [MNews] Pendidikan Berorientasi Pekerjaan 4. Pertanyaan dari Ningsih-Jogja Siapa sebenarnya yang diuntungkan di balik kurikulum sistem pendidikan yang berorientasi materi sebagaimana ke depan sistem pendidikan di negeri ini? Mengingat di benak sebagian besar masyarakat menganggap belajar itu untuk mencari pekerjaan/berorientasi materi. Mohon tanggapannya Ustazah. 5. Pertanyaan dari Ira-Masohi Menyikapi proyek Mendikbud baru, apa yang harus kita lakukan agar masyarakat sadar bahwa pendidikan itu bukan sekadar mendapat ijazah dan bisa bekerja? Karena yang tertanam di kepala para orang tua adalah pendidikan yang sudah ditempuh harus dibayar dengan bekerja. Dan bagaimana menyadarkan para pelajar bahwa pendidikan yang ideal di dalam Islam bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus, tetapi terikat dengan aturan Islam dan memahami tujuan hidup itu juga penting? Jawaban dari Ustazah Noor Afeefa Tentang pendidikan yang berorientasi pekerjaan, maka inilah ciri pendidikan dalam sistem kapitalis. Konsep Knowledge Based Economy mengharuskan ilmu pendidikan menjadi dasar kunci bagi pertumbuhan keberhasilan ekonomi. Maka pendidikan harus diarahkan untuk kepentingan ekonomi, bukan semata-mata ilmu apalagi bagi pembentukan kepribadian karakter. Dengan konsep ini, maka tentu saja yang paling diuntungkan adalah para pengusaha pemilik modal. Dan inilah yang selama ini terjadi di Indonesia. Bahkan kriteria keberhasilan pendidikan–terutama pendidikan vokasi–hanya ditentukan oleh seberapa banyak lulusannya bisa diterima di dunia kerja. Program keterhubungan pendidikan dengan dunia usaha dan industri menunjukkan bahwa target pendidikan adalah bekerja. Bonus demografi memang menjadi problem jika mereka tidak memiliki ilmu dan keahlian. Pengangguran akan menjadi penyakit masyarakat. Namun, pengangguran tentu tidak semata-mata problem pendidikan. Ada problem politik, sosial, dan ekonomi. Dan sistem kapitalis itulah penyebab utama pengangguran. Jadi bukan aspek pendidikan saja. Di sisi lain, manusia membutuhkan pekerjaan, apalagi laki-laki. Bagi mereka mencari nafkah wajib hukumnya. Namun, pekerjaan sebenarnya hanya implikasi hasil alami dari proses pendidikan. Ia bukanlah tujuan pendidikan. Dan sangat berbahaya jika pendidikan ditujukan untuk bekerja. Pendidikan hakiki bertujuan menghasilkan manusia terdidik, bertambah baik bukan sekadar pintar apalagi sekadar bisa bekerja. Manusia cerdas dalam pandangan Islam adalah mereka yang memiliki ilmu. Dengan ilmunya mereka semakin takut dan taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jadilah orang yang cerdas itu orang yang bertakwa. Dengan ilmu dan kecerdasannya pula ia mampu mengelola bumi ini baik dengan tenaganya maupun hartanya sesuai aturan Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah target pendidikan. Dalam sistem kapitalis, makna pendidikan telah pudar; keluar dari hakikatnya. Kesempitan hidup memaksa masyarakat meraih target pendidikan hanya sekadar urusan perut, yaitu pekerjaan atau mendapatkan materi. Semoga masyarakat kian memahami rusaknya sistem ini dan berusaha mewujudkan sistem Khilafah Islam. [MNews] Terjebak Pendidikan Sekuler 6. Pertanyaan dari Fattah UlJ-Solo Ustazah, di era pendidikan sekuler ini, bagaimana cara kita agar tidak terlalu terjebak oleh sistem pendidikan terutama untuk yang bersekolah di sekolah negeri? Syukron. 7. Pertanyaan dari Yuni-Ngawi Bagaimana sikap kita sebagai orang tua dalam menghadapi era pendidikan sekuler yang semakin jauh dari aturan Islam? Karena bukan hanya sekolah negeri saja, bahkan sekarang sekolah yang berbasis agama pun sudah tercemari dengan ide-ide sekuler, sehingga orang tua dibuat bingung dalam menentukan pendidikan putra putrinya. Jawaban dari Ustazah Noor Afeefa Di sekolah negeri saat ini memang minim pembentukan dan penguatan syakhsiyah kepribadian Islamnya. Demikian pula untuk pemahaman tsaqafah Islamnya. Inilah konsekuensi ketika sistem pendidikan tidak sesuai Islam. Hal yang paling mendasar dan penting dalam pendidikan justru diabaikan. Agar tidak terjebak dengan arah pendidikan sekuler, maka orang tua harus sangat berhati-hati dan memperhatikan perkembangan pendidikan anak-anaknya. Sering ditemui anak-anak mendapatkan pelajaran di sekolah yang tidak sesuai dengan akidah dan syariah Islam. Maka tugas orang tua untuk meluruskannya. Orang tua juga harus memberikan tambahan bimbingan kepada anak-anak, baik dilakukan secara sendiri-sendiri, maupun berjamaah dengan orang tua lain. Tambahan bimbingan pembinaan lebih dikhususkan berkaitan dengan pembentukan kepribadian pola pikir dan pola sikapnya agar sesuai Islam. Ini penting agar mereka memiliki dasar yang cukup untuk menyaring semua ilmu yang diterimanya di sekolah. Kemudian, orang tua juga harus menyadari pentingnya amar makruf nahi mungkar. Kemungkaran yang terjadi di depan mata, baik menyangkut dunia pendidikan maupun sistem sekuler kapitalis yang melahirkan dan melanggengkannya, harus terus dikoreksi agar sesuai dengan Islam. [MNews] Mewujudkan Pendidikan Tinggi yang Menyelaraskan Iptek dan Imtak 8. Pertanyaan dari Maratus Ririn-Surabaya Bagaimana Khilafah dapat mewujudkan pendidikan tinggi terbaik di dunia yang menyelaraskan antara penguasaan iptek dan pengamalan imtak? Jawaban dari Ustazah Noor Afeefa Sejarah kekhilafahan telah mencatat majunya ilmu pengetahuan melalui orang-orang bertakwa. Tercatat al Khawarizmi, al-Kindi, Jabir al-Hayyan, dan sebagainya. Suatu saat pun Khilafah Islam kelak dapat mewujudkan pendidikan tinggi terbaik dunia. Beberapa hal berikut yang menjadi faktor penentunya Pertama, menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam sistem pendidikan. Hal ini karena Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menggunakan akalnya dalam memahami hakikat alam semesta. Pada akhirnya terdoronglah untuk melakukan berbagai pencapaian di bidang sains dan teknologi. Dengan dorongan akidah, mereka akan menjadi ilmuwan yang bertakwa. Kedua, negara Khilafah memberikan support penuh berupa anggaran hingga fasilitas untuk pengembangan ilmu dan teknologi. Ini berbeda dengan kondisi sekarang di mana negara minim perhatian, sehingga peta riset di berbagai pendidikan tinggi dikuasai korporasi dan hasil riset pun mereka kuasai. Ketiga, negara Khilafah bersungguh-sungguh memberikan pelayanan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Saat mereka telah kuat akidah dan tsaqafah Islamnya di pendidikan dasar menengah, mereka tidak akan ragu lagi ketika mempelajari berbagai ilmu di pendidikan tinggi. Jadi, keberhasilan di pendidikan tinggi juga ditentukan oleh keberhasilan di pendidikan dasar menengahnya. Sistem pendidikan Islam dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh dari dasar hingga pendidikan tinggi. Keempat, negara Khilafah menerapkan sistem politik dan ekonomi sesuai syariat. Hal ini akan menjamin stabilitas politik dan ekonomi negara. Kondisi ini sangat mendorong keberhasilan pendidikan tinggi yang memadukan iptek dan takwa bagi kemajuan Islam dan kaum muslim. [MNews] Pendidikan Bagi Kaum Milenial 9. Pertanyaan dari Isti-Tanah Paser Sambutan kaum milenial terkait sistem pendidikan yang seakan cocok dengan kondisi terkini. Mohon penjelasan tantangan terbaru terkait hal ini Ustadzah. Jawaban dari Ustazah Noor Afeefa Inilah tantangan baru dakwah Islam. Kaum milenial harus dipahamkan tentang hakikat sebuah pendidikan. Bahwa pendidikan bukanlah bertujuan untuk bekerja. Pendidikan harus ditujukan untuk mendapatkan ilmu dan membentuk kepribadian Islami. Memang benar bahwa mereka harus memiliki ilmu agar bisa menghadapi era desrupsi. Namun, mereka tidak boleh kehilangan tolok ukur syariat tentang baik buruk dan benar salah. Maka, mendekatkan kaum milenial dengan ajaran Islam mutlak diperlukan. Inilah yang akan menyetir dan mengarahkan ke mana ilmu mereka berlabuh. Tolok ukur itu pula yang akan menyeleksi ilmu seperti apa yang perlu dipelajari dan dikembangkan, dan mana yang harus ditinggalkan. Saat ini standar itu telah kabur bahkan hilang. [MNews] Agar Diri Pengajar Bisa Maksimal 10. Pertanyaan dari Rifa-Bandung Ustazah, menyikapi bahwa dicanangkan program pendidikan yang 5 lima tahun ke depan akan dikelola oleh seorang pebisnis sehingga terbenakan bidang pendidikan hanya menjadi lahan bisnis. Bukankah memang sejak lama pendidikan di negeri +62 ini sudah kehilangan jati dirinya dalam mendidik dan mengajar? Bahkan mindset yang terbentuk atas dorongan sistem dan mungkin belum terbangun kesadaran para pengajar untuk memaksimalkan pengajaran di kelas, dalam artian saya menyaksikan sendiri dengan tidak mengurangi rasa simpati kepada para pengajar lainnya yang sempat berdemonstrasi, bukan hanya beberapa yang bisa dibilang makan gaji buta. Karena saya amati pendidikan saat ini hanyalah formalitas untuk sekadar mendapat STTB yang ujung-ujungnya untuk mendapatkan pekerjaan. Sebetulnya gerakan besar seperti apa yang harus dilakukan untuk mengefisienkan waktu agar tidak mubazir, tetapi ilmu dunia mereka dapat maksimal sehingga mereka juga punya waktu mencari ilmu akhirat? Jawaban dari Ustazah Noor Afeefa Semua insan pendidikan harus dipahamkan dengan sistem pendidikan Islam. Mereka bisa menerapkan sejauh yang bisa mereka lakukan secara pribadi. Misalnya, memberikan materi pembelajaran yang sesuai ajaran Islam atau menerapkan perilaku dan peraturan Islami di lingkungan pendidikan, seperti cara berpakaian syar’i, mengatur pergaulan laki-laki dan perempuan, dan sebagainya. Di samping itu, mereka juga harus memperjuangkan terwujudnya sistem tersebut. Yakni, dengan berdakwah kepada masyarakat tentang pentingnya sistem Khilafah yang akan menerapkan sistem pendidikan Islam. Mengoreksi penguasa juga menjadi bagian dari dakwah Islam. Namun, tuntutannya harus jelas, yakni menghendaki diterapkannya sistem pendidikan Islam dalam bingkai Khilafah. [MNews] Tantangan bagi Pengemban Dakwah di Tengah Pendidikan Sekuler 11. Pertanyaan dari Aulia Rahmah-Gresik Pada akhirnya negara yang mengambil pola pendidikan sekuler akan menganggap biasa kerusakan moral, karena pendidikan hanya dipandang sebagai jalan untuk mencari kepuasan yang hanya bersifat materi uang, kedudukan, dll.. Karena hal ini diemban oleh negara sehingga kaum muslimin pun tak menyadari bahwa pendidikan sekuler adalah sumber masalah dan terjangkiti pula oleh virus islamofobia. Bagaimana upaya kita agar tetap kuat menjadi pejuang tangguh di tengah gempuran fitnah yang skalanya tidak hanya nasional bahkan internasional? Jazakillah khoir atas jawabannya. 12. Pertanyaan dari Mulyani-Lampung Sekularisasi bangsa ini sudah dilakukan di semua lini, tak terkecuali di sektor pendidikan. Sementara ruang dan medan dakwah bagi partai ideologis semakin dipersempit dengan dibuatnya berbagai undang-undang undang dan aturan kufur. Bagaimana menyikapi hal ini? Sebagai ASN kita ingin tetap berdakwah Islam kaffah untuk memenuhi perintah dan menggapai rida Allah, namun tidak bisa dipungkiri ada sedikit kekhawatiran mengingat situasi dakwah saat ini. Jawaban dari Ustazah Noor Afeefa Pendidikan hanyalah satu dari sekian banyak kebijakan penguasa yang menyakiti rakyat dan menjauhkan kaum muslim dari agamanya. Oleh karenanya, seluruh umat harus menyadari problem ini dan memahami bagaimana solusinya dalam Islam. Para pengemban dakwah harus berjuang dengan sekuat tenaga mendakwahkannya ke tengah-tengah umat. Kesabaran memang harus selalu dikuatkan. Sebab, gempuran fitnah pasti selalu mengiringi. Mereka bukan saja diteror atas seruan kebenaran yang disampaikan. Mereka juga harus istikamah dalam menjalankan hukum syariat. Mendidik anak dengan cara sahih tentu tidak mudah dalam sistem sekuler kapitalis ini. Pengorbanan berlipat inilah yang akan membuahkan kebaikan di dunia dan akhirat kelak. Amal dakwah merupakan amal mulia karena menolong agama Allah. Maka pengemban dakwah adalah hamba Allah terbaik yang akan ditolong-Nya. “Wahai orang-orang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” TQS Muhammad [47] 7 Semoga hal ini menguatkan kita semua untuk terus berjuang menegakkan kebenaran demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin. [MNews] Artikel pengantar diskusi bisa dibaca di sini Facebook Notice for EU! You need to login to view and post FB Comments!
pertanyaan tentang tujuan pendidikan islam